“5 LEVELS OF LEADERSHIP, BERGURU
LEADERSHIP DARI JOHN C MAXWELL”
Hukum
terpenting menurut John C Maxwell 21 Irrefutable Laws of leadership, yaitu “
The Law of the Lid” bahwa segala sesuatu dipengaruhi oleh kepemimpinan. Menurut
the law of the lid kepemimpinan anada adalah batas organisasi yang anda pimpin.
John kemudian membahas 5 (lima) tingkatan secara sistematis, sebagai berikut:
1.
Position à Menurut
John Maxwell kepemimpinan level 1 adalah sebuah posisi yang baik untuk memulai,
bukan posisi yang baik untuk menetap. Pada level ini orang-orang harus
mengikuti atasannya karena kedudukan yang dimiliknya atau posisinya sebagai
atasan.
2.
Permission
à Pada
level ini energi meningkat secara signifikan karena adanya keterkaitan hubungan
yang baik antara atasan dan juga anggota timnya. Pada level ini, seorang
pemimpin melakukan hal-hal seperti; a) mendengarkan dengan baik, dimana seorang
pemimpin harus mampu mengenal karakteristik masing-masing timnya, b) melakukan
observasi dengan baik terhadap timnya untuk membentuk budaya, karena budaya
terbentuk oleh apa yang dilakukan dan apa yang dilakukan menentukan apa yang
akan dicapai, c) melayani dengan baik seorang pemimpin bekerja sama dengan
timnya untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Production
à Pada
kepemimpinan level ini adalah tentang “winning” dimana orang-orang mengikuti
anda karena prestasi dan kredibilitas yang telah anda perbuat untuk organisasi
anda sehingga dalam level ini seorang pemimpin melakukan hal-hal berikut; a)
menjadi contoh, yaitu pemimpin sebagai “visual” dimana anggota tim akan
mengikuti apa yang anda lakukan bukan apa yang anda katakan, b) memiliki
kekuatan momentum, momentum dibangun atas prestasi dimana momentum ini 80%
dapat memecahkan masalah jadi bukan seberapa besar masalah yang menentukan
melainkan kecepatan dari momentum itu sendiri, c) menarik orang terbaik, bak
sebuah magnet seorang pemimpin level 3 mampu menarik orang-orang hebat untuk
masuk dalam timnya.
4.
People
Development à Pada level ini orang-orang mengikuti anda
atas apa yang anda perbuat kepada mereka. Pada level ini seorang pemimpin melakukan
hal-hal baik sebagai berikut; a) merekrut dengan sangat baik, b) menempatkan
sesorang diposisi yang tepat, c) mengembangkan orang dengan baik.
5.
Pinnacle à
pada level ini orang mengikuti anda berdasarkan siapa anda dan bagaimana
reputasi anda.
A.
Apa
Perbedaan Mencolok Era Orde Baru dan Pasca Reformasi: Peran Birokrat dan Sukses
Kepemimpinan Kepala Daerah?
Pada era orde baru, praktik KKN dan kepentingan
penguasa seakan-akan menjadi perilaku para birokrat. Bahkan birokrasi yang
berjalan di dalamnya seakan-akan dibangun untuk memperkuat para penguasa dan
diibarakan sebagai kerajaan pejabat (Thoha, 2012). Memasuki era reformasi,
tantangan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik adalah dengan mengatasi krisis kepercayaan masyarakat terhadap layanan publik.
Birokrasi pada masa Orde Baru menciptakan strategi politik korporatisme Negara
yang bertujuan untuk mendukung penetrasinya ke dalam masyarakat, sekaligus
dalam rangka mengontrol publik secara penuh. Korporatisme Negara merupakan
sistem perwakilan kepentingan yang biasanya banyak diterapkan oleh rezim
pemerintahan otoritarian. Pemerintahan
masa reformasi dimulai dengan keinginan untuk membuat kondisi birokrasi yang
baik (good govermence) seperti membuat undang-undang dan lembaga-lembaga
yang mengatur para birokrat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
tepat. Kemudian dalam masa ini dikenal dua macam birokrasi yaitu birokrasi patrimonial dan
birokrasi kapitalisme. Birokrasi patrimonial diartikan sebagai perekrutan orang
ke dalam birokrasi didasarkan pada kedekatan hubungan personal yang mengabaikan
kualitas individu, namun lebih memprioritaskan loyalitas kepada atasan. Yang
kedua yaitu kapitalisme, disini
para birokrat secara aktif terlibat dalam aktivitas bisnis yang berkaitan
dengan pelayanan publik.
B.
Sukses
Kepemimpinan Kepala Daerah dan Gaya Kepemimpinanya
1. Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil merupakan Kepala Daerah yang sukses mengubah tatanan
kota di Jawa Barat, hal itu karena beliau sempat belajar di negeri ginseng
yaitu Korea dan kemudian menerapkan ilmu yang didapatnya. Gaya kepemimpinan
yang santai dan merakyat serta gaul sangat lekat terhadap beliau. Bahkan ada
beberapa film yang melibatkan dirinya untuk berperan dalam film tersebut. Bisa
di katakan bahwa Bapak Ridwan Kamil ini merupakan Gubernurnya anak-anak
milenial karena juga aktif di sosial media terutama Instagram dan kerap kali
membalas komentar netijen yang curhat tentang masalah percintaan. Mungkin
karena gaya kepemimpinan beliau inilah yang mengantarkan beliau yang semula
menjadi Walikota hingga menjadi Gubernur.
2. Tri
Rismaharini Walikota Surabaya, beliau ini seorang Ibu Walikota yang sangat
tegas terhadap masyarakatnya, dengan gaya kepemimpinannya yang sering
marah-marah dan terlihat galak justru sukses membawa kota nya menjadi salah
satu kota terbaik di Indonesia. Ibu Risma ini merupakan kepala daerah yang
sangat dicintai oleh rakyatnya karena sifat ramah dan mengayominya ke semua
lapisan masyarakat sehingga mengantarkan Ibu Risma menjadi Walikota Surabaya
selama dua periode hingga saat ini.
C.
Mengapa
Tidak Semua Pejabat Naik Level Kepemimpinannya?
Seorang
pejabat atau pemimpin mempunyai pribadai atau karakter yang berbeda-beda. Hal
itulah yang menyebabkan beberapa pemimpin atau pejabat tidak mampu menaikkan
level kepemimpinannya. Sebagai contoh, Bupati A mempunyai gaya kepemimpinan
yang santai namun tegas sehingga mampu membawa daerah yang dipimpinnya lebih
maju daripada daerah yang dipimpin oleh Bupati B yang mempunyai gaya
kepemimpinan tegas dan otoriter misalnya. Dari contoh tersebut, terlihat pula
bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin juga akan berpengaruh terhadap daerah
yang dipimpinnya. Maka dari itu seorang pemimpin atau pejabat harus mempunyai
kredibilitas yang baik dan juga prestasi yang baik untuk menaikkan level
kepemimpinannya.
SUMBER REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar